“Ya Allah jauhkanlah aku dari kesulitan!”Allah berkata, “Tidak. Kesulitan dan penderitaan telah menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada-Ku. Kesenangan telah melalaikanmu dari mengingatiKu. ”
“Ya Allah, berilah aku rezeki yang halal!”Tidak. Dalam kitab suciKu, telah kuberikan panduan mana rezeki yang halal, mana yang haram. Tinggal engkau melaksanakannya. ”
“Ya Allah, berilah aku kebahagiaan dalam hidupku.”Allah berkata, “Tidak! Telah Kuberi keberkatan, kebahagiaan bergantung kepadamu sendiri untuk menghargai keberkatan itu. ”
“Ya Allah berikanlah aku kenikmatan dalam hidup ini.”Allah berkata, “Tidak! Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmatinya. Kenikmatan datang dari syukur. Kerana kau tidak mensyukuri apa yang telah kuberikan kepadamu, kenikmatan tidak pernah datang kepadamu. ”
“Ya Allah, terimalah ibadah-ibadahku!”Allah berkata: “Tidak. Bukan Aku yang membuat ibadat Kuterima atau Kutolak tapi engkau sendiri. Maka, perbaikilah ibadah-ibadat. ”
“Ya Allah, jauhkanlah kesombongan dariku!”Allah berkata, “Tidak! Bukan Aku yang menjauhkannya, tapi kau yang harus menjauhinya dan serahkan kepada-Ku. ”
“Ya Allah, berilah aku kesabaran dalam hidup ini.”Allah berkata, “Tidak! Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cubaan; tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri. ”
“Ya Allah, jadikanlah anakku, anak-anak yang soleh!”Allah berkata: “Tidak. Kesolehan anak-anak bergantung cara engkau mendidiknya, bukan Aku yang menjadikannya. Apabila mereka membesar menjadi manusia yang tidak mengenal-Ku dan tidak taat kepada-Ku, orang tuanyalah yang akan Aku minta pertanggungjawakannya di mahkamah-Ku kelak. ”
“Ya Allah, aku sedih anakku cacat, sempurnakanlah anakku yang cacat.”Allah berkata, “Tidak! Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara. Aku memberimu anak dengan kesempurnaannya. Cacatnya diakibatkan oleh perbuatan-perbuatanmu yang tak kau sedari. ”
“Ya Allah, kabulkanlah semua doaku” Allah berkata: “Tidak. Banyak doa-doamu disebabkan oleh nafsumu yang bila kukabulkan itu akan mencelakakanmu sendiri. Engkau banyak meminta kepadaKu tetapi tidak tahu untuk mensyukurinya. Aku mengabulkan doa-doa yang ikhlas, tidak berlebihan dan sesuai dengan kadar yang kamu memilikinya. ”
Kadang kala kita berfikir bahawa Allah tidak adil, kita telah susah payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-petang-siang-malam, tapi tak ada hasil. Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali – orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan naik pangkat, tapi tiba-tiba orang lain yang mendapatkannya tanpa susah payah.
Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir dengan penolakan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan. Kita menginginkan harta yang banyak, namun masih tidak cukup.
Cuba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam selsema, lalu kita melihat penjual aiskrim. Anak yang sedang panas badannya merasa haus dan menganggap dengan minum aiskrim dapat mengubati rasa demam (maklum anak kecil).
Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan aiskrim itu. Ibu bapa kita tentu lebih tahu aiskrim boleh memburukkan lagi penyakit kita. Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan. Ibu bapa kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum aiskrim yang lazat itu.
Begitu pula dengan Allah, segala yang kita minta Allah tahu apa yang paling baik bagi kita. Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Allah mengabulkannya. Kerana Allah tahu yang terbaik yang kita tidak tahu. Maka, sembuhkan dulu “selsema” dan “demam” dalam diri kita itu dengan meningkatkan kesedaran diri.
“Ya Allah, berilah aku rezeki yang halal!”Tidak. Dalam kitab suciKu, telah kuberikan panduan mana rezeki yang halal, mana yang haram. Tinggal engkau melaksanakannya. ”
“Ya Allah, berilah aku kebahagiaan dalam hidupku.”Allah berkata, “Tidak! Telah Kuberi keberkatan, kebahagiaan bergantung kepadamu sendiri untuk menghargai keberkatan itu. ”
“Ya Allah berikanlah aku kenikmatan dalam hidup ini.”Allah berkata, “Tidak! Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmatinya. Kenikmatan datang dari syukur. Kerana kau tidak mensyukuri apa yang telah kuberikan kepadamu, kenikmatan tidak pernah datang kepadamu. ”
“Ya Allah, terimalah ibadah-ibadahku!”Allah berkata: “Tidak. Bukan Aku yang membuat ibadat Kuterima atau Kutolak tapi engkau sendiri. Maka, perbaikilah ibadah-ibadat. ”
“Ya Allah, jauhkanlah kesombongan dariku!”Allah berkata, “Tidak! Bukan Aku yang menjauhkannya, tapi kau yang harus menjauhinya dan serahkan kepada-Ku. ”
“Ya Allah, berilah aku kesabaran dalam hidup ini.”Allah berkata, “Tidak! Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cubaan; tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri. ”
“Ya Allah, jadikanlah anakku, anak-anak yang soleh!”Allah berkata: “Tidak. Kesolehan anak-anak bergantung cara engkau mendidiknya, bukan Aku yang menjadikannya. Apabila mereka membesar menjadi manusia yang tidak mengenal-Ku dan tidak taat kepada-Ku, orang tuanyalah yang akan Aku minta pertanggungjawakannya di mahkamah-Ku kelak. ”
“Ya Allah, aku sedih anakku cacat, sempurnakanlah anakku yang cacat.”Allah berkata, “Tidak! Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara. Aku memberimu anak dengan kesempurnaannya. Cacatnya diakibatkan oleh perbuatan-perbuatanmu yang tak kau sedari. ”
“Ya Allah, kabulkanlah semua doaku” Allah berkata: “Tidak. Banyak doa-doamu disebabkan oleh nafsumu yang bila kukabulkan itu akan mencelakakanmu sendiri. Engkau banyak meminta kepadaKu tetapi tidak tahu untuk mensyukurinya. Aku mengabulkan doa-doa yang ikhlas, tidak berlebihan dan sesuai dengan kadar yang kamu memilikinya. ”
Kadang kala kita berfikir bahawa Allah tidak adil, kita telah susah payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-petang-siang-malam, tapi tak ada hasil. Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali – orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan naik pangkat, tapi tiba-tiba orang lain yang mendapatkannya tanpa susah payah.
Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir dengan penolakan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan. Kita menginginkan harta yang banyak, namun masih tidak cukup.
Cuba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam selsema, lalu kita melihat penjual aiskrim. Anak yang sedang panas badannya merasa haus dan menganggap dengan minum aiskrim dapat mengubati rasa demam (maklum anak kecil).
Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan aiskrim itu. Ibu bapa kita tentu lebih tahu aiskrim boleh memburukkan lagi penyakit kita. Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan. Ibu bapa kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum aiskrim yang lazat itu.
Begitu pula dengan Allah, segala yang kita minta Allah tahu apa yang paling baik bagi kita. Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Allah mengabulkannya. Kerana Allah tahu yang terbaik yang kita tidak tahu. Maka, sembuhkan dulu “selsema” dan “demam” dalam diri kita itu dengan meningkatkan kesedaran diri.
0 ulasan:
Catat Ulasan